Belanda merupakan salah satu negara di benua Eropa yang memiliki permukaan tanah rata bahkan lebih rendah dari laut. Kondisi ini memaksa mereka untuk memiliki bangunan-bangunan yang bisa menahan air laut. Pengalaman mereka dalam mengatasi hal itu membuat mereka memiliki kemampuan membangun infrastruktur bangunan air yang handal. Kemampuan ini mereka bawa saat menjajah di Indonesia. Mereka membangun berbagai macam infrastruktur bangunan air di Indonesia. Kita bisa melihatnya hingga saat ini baik yang masih berfungsi ataupun sudah tidak berfungsi. Salah satu yang bisa kita lihat adalah bendung lama Pamarayan.
Bendung lama Pamarayan merupakan bendungan pertama terbesar yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda. Bendungan ini berlokasi di desa Pamarayan Kecamatan Pamarayan kabupaten Serang. Pembangunan bendungan ini dimulai pada tahun 1905 dan mulai beroperasi pada tahun 1935. Setelah beroperasi kurang lebih 62 tahun bendungan ini kemudian diberhentikan operasinya pada tahun 1997. Hal ini dikarenakan berbagai masalah teknis terutama kondisi bangunannya yang mulai rapuh. Selain karena hal tersebut alasan lain adalah karena adanya pendangkalan sungai dan tekanan debit air yang mulai menurun. Sehingga pada tahun 1994 hingga 1997 mulai dibangun bendungan baru yang berada di sebelah barat bendungan lama. Saat ini bendungan lama Pamarayan berfungsi sebagai tempat wisata sejarah karena bangunan ini termasuk salah satu benda cagar budaya.
Bendungan ini bangunan yang memiliki 10 pintu air. Hingga kini kita bisa melihat 10 pintu tersebut walaupun sudah ada dua yang tidak ada. Selain pintu air di sini juga terdapat ruang kontrol yang masih ada beberapa peninggalannya walaupun sudah tidak berfungsi. Di dalam ruang kontrol terdapat panel-panel yang digunakan untuk mengatur pintu air. Terdapat juga foto-foto zaman dahulu saat bendungan ini masih beroperasi. Bendungan ini juga memiliki ruang lari yang digunakan untuk memperbaiki pintu air yang rusak. Pintu air yang rusak akan didorong menuju ruang perbaikan melewati rel lori yang ada di depan pintu air tersebut. Kita bisa mengunjungi tempat ini dengan gratis asalkan saat sedang buka. Tempat ini juga biasanya digunakan sebagai tempat berkemah ataupun kegiatan lain karena memiliki area lapang yang luas.
Untuk menuju ke tempat ini belum tersedia angkutan umum yang langsung sampai di tempat. Alternatif yang bisa dipilih adalah menggunakan kereta api lokal merak. Dengan menggunakan kereta api baik dari arah Rangkasbitung ataupun dari arah merak kita bisa turun di stasiun catang. Dari stasiun ini menuju bendung lama Pamarayan berjarak sekitar 3 km. Kita bisa menggunakan ojek pangkalan ataupun berjalan kaki menuju ke sana. Apabila anda hobi bersepeda Anda juga bisa membawa sepeda lipat di dalam kereta dan melanjutkan perjalanan dengan bersepeda ke sana. Jika anda ingin bersepeda agak jauh Anda bisa mulai bersepeda dari alun-alun Rangkasbitung menuju Bendung lama Pamarayan. Jarak yang anda tempuh sekitar 16 KM dengan kondisi jalan datar. Anda bisa menggunakan berbagai jenis sepeda karena jalannya sudah beraspal dan cor walaupun masih ada yang rusak di beberapa titik.
Selamat berkunjung dan menikmati bendung lama Pamarayan......