Mendengar ataupun membaca Joglosemar mungkin terasa tidak asing. Akronim ini sudah lumayan populer apalagi bagi Anda yang berada di daerah Jawa Tengah dan DIY. Joglosemar berasal dari kata Jogjakarta, Solo, dan Semarang. Ya, nama tiga kota besar yang ada di dua provinsi tersebut. Bahkan ada kereta api yang diberi nama Joglosemarkerto, KA ini melintas di ketiga kota tersebut ditambah dengan kota Purwokerto. Tapi yang akan saya ceritakan adalah hal yang berhubungan dengan sepeda.
Bagi yang sudah membaca cerita
We The Village mungkin akan sedikit tergambar. Memang tak jauh berbeda dengan acara tersebut, ada acara bersepeda yang amat seru yaitu Joglosemar. Penyelenggaranya yaitu bengkel sepeda bjos pit & toys. Acara ini mengusung konsep sepedaan bareng lintas wilayah yaitu dari Semarang menuju Yogyakarta. Acara ini sudah berlangsung selama tujuh episode dan episode ketujuh merupakan episode terakhir atau final run. Sebelum acara ini berakhir, saya berkesempatan untuk mengikutinya pada tahun 2020 & 2021. Namun yang akan saya ceritakan lebih ke episode terakhir.
Acara ini diadakan selama dua hari yaitu Sabtu dan Minggu tanggal 7 & 8 November 2021. Hari pertama kita akan diajak bersepeda dari Semarang dan finis di Yogyakarta. Hari kedua arahnya berbalik yaitu dari Yogyakarta menuju Semarang. Namun kita tidak diwajibkan untuk mengikuti semua rute, kita bebas memilih. Begitu juga dengan penginapan, kita bisa bergabung bersama rombongan atau memesan penginapan sendiri. Rute hari pertama yang dilalui yaitu dari Tembalang menuju Boyolali, Klaten dan berakhir di Yogyakarta. Rute hari kedua dimulai dari Yogyakarta menuju Magelang dan berakhir di Semarang. Namun pada edisi terakhir rute ditukar, hari pertama melalui Magelang dan berakhir di Yogyakarta dan hari kedua sebaliknya.
Pada kesempatan itu, saya bersama rombongan dari Purbalingga Folding Bike berkesempatan ikut dan memilih untuk mengikuti hari pertama saja. Rombongan itu terdiri dari saya sendiri, Aji, Pak Tripur, Pak Dendy dan Bagus yang menggantikan Pak Yudi. Saya berangkat dari Banten dan tiba di Semarang Jumat sore, sementara rombongan berangkat dari Purbalingga. Rombongan berangkat malam dan tiba di Semarang saat dini hari. Rombongan beristirahat di penginapan dekat titik start. Saya menyusul ke penginapan saat mereka sudah sampai, sebelumnya beristirahat di tempat teman. Kami pun beristirahat dan tidur nyenyak hingga pagi.
Pagi hari kami bersiap menuju titik start yang berjarak hanya beberapa meter dari penginapan. Para peserta sudah banyak yang datang dan sedang menikmati camilan pagi. Setelah hampir semua peserta datang, acara pembukaan pun dimulai. Sembari mendengarkan arah tentang teknis Kegiatan, beberapa peserta juga asyik berfoto di depan spanduk. Tepat pukul 06.30 peserta sudah mulai diberangkatkan berdasarkan kelompok. Pembagian kelompok didasarkan kecepatan dan peserta dipersilahkan memilih. Rombongan pertama adalah para pecinta kecepatan disusul rombongan yang lebih lambat, dan diakhiri rombongan santai.
Jalur yang dilewati dari Tembalang menuju arah Ungaran dengan jalan yang menanjak dan sedikit menurun. Kami berada di rombongan yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Sesampainya di terminal Bawean, kita ambil arah kanan menuju Ambarawa. Sebelum memasuki pasar Ambarawa tersedia pitstop untuk beristirahat dan disediakan berbagai macam makanan ringan. Sesampainya di pitstop, ternyata kami mulai terpisah. Saya sampai terlebih dahulu disusul Aji dan Pak Tripur. Sementara Pak Dedy tertinggal di belakang diikuti mobil yang membawa rombongan dengan bagus juga di dalam mobil. Setelah menunggu lumayan lama dan tidak lekas terlihat ataupun memberi kabar, akhirnya kami bertiga memutuskan meninggalkan yang dibelakang.
Rute setelah tempat istirahat lumayan datar hingga sampai pasar. Setelah melewati pasar jalanan mulai menanjak hingga ke rumah makan Rahayu. Tanjakan yang dilewati tidak terlalu curam tetapi sangat panjang. Kita harus pandai mengatur nafas dan memilih rasio gear yang digunakan. Setelah melewati tanjakan panjang, peserta bisa beristirahat untuk mengisi tenaga di warung rahayu. Sebenernya tidak harus disini karena peserta sudah diberi uang saku masing-masing. Karena masih kenyang, akhirnya kami hanya memesan minuman. Setelah minuman habis kami melanjutkan perjalanan. Rute berikutnya dihadapkan dengan jalur rolling yang lumayan banyak hingga di temanggung.
Dari temanggung menuju Magelang rute relatif menurun dan datar. Namun terik matahari mulai menyengat saat di jalur ini. Panas matahari dan keramaian jalan dengan kendaraan bermotor agak berkurang saat memasuki kota Magelang. Disini tersedia jalur khusus sepeda dan pejalan kaki. Kita bisa menikmati jalan tanpa tergantung kendaraan bermotor. Walaupun tidak terlalu panjang setidaknya sudah lumayan menambah kenyamanan bersepeda. Setelah melewati jalur sepeda, jalanan mulai rame dan panas. Dikarenakan belum makan sejak lagi kami memutuskan untuk berhenti sejenak dan memilih kupat tahu untuk dimakan. Tak perlu waktu lama untuk menghabiskan satu porsi kupat tahu dan melanjutkan perjalanan kembali.
Mendekati perbatasan provinsi Jawa Tengah dan DIY cuaca tiba-tiba berubah. Semula panas terik berubah menjadi hujan. Kami berteduh sebentar untuk mengenakan jas hujan dan melanjutkan perjalanan kembali hingga memutuskan untuk berhenti di masjid. Setelah selesai shalat dan beristirahat hujan reda, kami melanjutkan perjalanan kembali. Memasuki DIY cuaca kembali panas, Aji dan Pak Tripur berhenti untuk melepas mantel sementara saya tetap lanjut. Akhirnya kami terpisah lumayan jauh. Sekitar pukul 14.00 saya sudah sampai di tugu golong gilig atau lebih dikenal dengan tugu Jogja. Sembari menunggu saya menyempatkan mengambil beberapa gambar. Setelah mereka datang kami mengambil beberapa gambar dan melanjutkan perjalanan menuju titik finis yaitu di hotel Patra Malioboro.
Sebagian peserta sudah sampai di hotel. Bagi yang ikut menginap sudah bisa masuk kamar. Peserta dipersilahkan untuk membersihkan sepeda terlebih dahulu jika ingin dimasukkan ke kamar. Kami juga ikutan membersihkan Sepeda dan beristirahat di depan hotel karena tidak ikut menginap. Kami bertiga berbincang bersama peserta lain sembari menunggu Pak Dedy sampai. Ternyata yang sampai duluan adalah bagus, dia mengendarai sepeda dari warung makan Rahayu. Saat waktu magrib tiba, akhirnya Pak Dedy sampai juga di finis. Setelah menyempatkan makan nasi kucing dari angkringan kami menuju tempat parkir mobil di parkiran Malioboro untuk mengambil baju ganti. Untuk mempersingkat waktu akhirnya kami sekalian bebersih disana. Setelah itu kembali ke hotel untuk berpamitan dan memasukkan sepeda ke mobil sebelum pulang. Saya memutuskan untuk menginap di tempat teman malam itu, sementara sepeda ikut pulang ke Purbalingga bersama rombongan.
Sampai jumpa lagi Yogyakarta....