Pentingnya Persiapan, Walau Perjalanan Singkat

Kisah ini merupakan kisah perjalananku bersama salah seorang teman yang aku kenal di salah satu organisasi yang kami ikuti walaupun kami beda kampus. Bermula dari niatku untuk mampir di Jogja, biasanya kalo ke Jogja ketemu dia dan numpang nginep juga hehe. Aku berkabar lewat pesan awal April tahun lalu saat sedang perjalanan pulang dari Surabaya ke Purbalingga (suatu saat akan aku ceritakan).Saat aku mengabarinya ternyata dia sedang di Jakarta (aku akhirnya menginap di tempat temanku yang lain) tapi dia malah mengajak naik gunung pada tanggal 18 April karena tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur. Awalnya aku tidak mengiyakan tawaranya pada saat dia bertanya karena di tanggal 21 aku ada acara lain.

Pada tanggal 18 April, pukul 12 siang dia berkabar lagi untuk memastikan ajakannya disetujui dan aku setuju.Hari itu juga kami membahas persiapan pendakian kami sekaligus perjalananya ke Purbalingga, karena saat itu posisi dia masih di Jogja. Setelah disepakati semua mulai dari waktu, perlengkapan, jalur dan semua kebutuhan yang kita perlukan.Selepas magrib aku menuju ke kota untuk menjemput dia dan juga mencari perlengkapan pendakian. Kami menuju ke toko penyewaan alat camping, kebetulan yang punya salah satu alamamater SMK denganku dan kami lumayan akrab. Berhubung sudah kenal jadi aku tinggal ambil barang tanpa mengeceknya, kebetulan yang sedang menjaga toko adalah karyawannya. Perjalanan dilanjutkan menuju rumah untuk istirahat dan memulai pendakian esok hari.

Keesokan harinya setelah selesai packing kami berangkat menuju basecamp pendakian Gunung Slamet. Kali ini kami memilih jalur pendakian melewati Gunung Malang karena persyaratan yang lebih mudah yaitu tidak perlu melampirkan surat keterangan sehat (jangan ditiru ya, hehehe). Kami tiba sekitar pukul 11.00 di basecamp Gunung Malang dan dilanjutkan shalat jumat di masjid depan basecamp. Setelah persiapan selesai kami segera berangkat supaya tidak terlalu sore. Saat memulai pendakian ternyata kami bertemu teman satu desa saya yang kebetulan akan tracking hanya sampai pos satu. Kami memutuskan untuk mulai perjalanan bersama dengan teman satu desa saya, tetapi karena perbedaan beban bawaan kami (saya untuk persiapan menginap sedangkan dia tidak) maka dia berjalan lebih dulu dan kami berdua jalan santai.

Setelah sekian lama tidak melakukan pendakian ternyata lumayan juga tenaga yang harus dikeluarkan saat pertama berjalan sehingga kami memutuskan untuk istirahat sejenak di dekat perkebunan warga. Belum jauh meninggalkan perkebunan warga ternyata hujan turun, untung ada tempat berteduh yang dibuat di jalur pendakian. Setelah cukup beristirahat dan menggunakan jas hujan kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 1, jalanan mulai menanjak dan sepanjang perjalanan hanya ada pepohonan kecil dan rumput ilalang.


Gerbang Pendakian

Batas hutan dan perkebunan warga

Setelah menempuh berjalan cukup lama akhirnya kami sampai di Pos 1, berupa tanah lapang dengan pemandangan tera seringnya dan beberapa pohon kecil yang baru ditanam. Kami memutuskan untuk istirahat lagi sambil menunggu hujan reda. Di dekat Pos 1 juga terdapat makam yang sering didatangi warga untuk berziarah. Perjalanan dari basecamp menuju ke Pos 1 memakan waktu sekitar 1 jam dengan berjalan santai disertai istirahat.


Tempat Camp Pos 1

Pos 1 dengan latar pemukiman


makam di dekat pos 1

Perjalanan menuju ke Pos 2 dan Pos selanjutnya sudah didominasi dengan berbagai jenis pohon besar dan semak yang lumayan lebat karena memang jarang yang lewat jalur ini. Kondisi hujan menyebabkan jalan yang dominan tanah menjadi licin karena dilewati air, sehingga untuk berjalan perlu konsentrasi dan hati-hati agar tidak terpeleset. Perjalanan dari Pos 1 menuju Pos 2 bisa ditempuh sekitar 1 jam dengan berjalan santai disertai istirahat. Berbeda dengan Pos 1, di Pos 2 hanya berupa tanah datar yang tak luas mungkin hanya untuk 2 tenda kecil dan di sekelilingnya semak lebat dan pohon-pohon besar. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami melepas jas hujan karena saat itu hujan sudah reda. Walaupun memakai jas hujan tetapi pakaian tetap saja basah karena suhu tubuh yang menguap. Untuk itu kami menyarankan saat melakukan pendakian lebih baik memilih pakaian yang mudah kering dan menggunakan pakaian berlapis sehingga tidak basah semua.


Jalur menuju Pos 2

Foto-foto di Pos 2 sepertinya saya lupa menyimpannya atau mungkin terhapus, hehe. Jalur menuju Pos 3 semakin menanjak dengan kanan dan kiri jalur didominasi dengan pohon besar dan semak belukar. Jalur yang lebih menanjak dan jalanan yang licin karena hujan membuat kami menempuh perjalanan lebih lama dari pos sebelumnya yaitu 1 jam 30 menit. Pos 3 lebih luas dibandingkan dengan Pos 2. Di pos ini dapat menampung 4 tenda.


Pos 3

Setelah cukup beristirahat perjalanan kami lanjutkan menuju Pos 4, jalur yang dilalui masih tetap menanjak dan hanya ada tempat datar sedikit untuk istirahat. Ditengah perjalanan hujan kembali turun dan hari juga semakin gelap. Pakaian yang kami pakai sudah mulai basah dan jalan yang dilewati juga mulai licin. Kondisi badan kami mulai kelelahan dan kedinginan. Akhirnya kami sampai di Pos 4 sekitar pukul 18.30. Waktu yang kami tempuh untuk sampai Pos 4 sekitar 1 jam 30 menit, kebetulan hujan juga sudah reda. Kami bergegas mendirikan tenda sebelum hari bertambah gelap. Dengan bersusah payah karena kondisi badan yang lelah dan kedinginan akhirnya tenda bisa berdiri dan segera kami masuk untuk menghangatkan tubuh dan menghindari hembusan angin malam. Oh iya, selama perjalanan kami bertemu dengan 2 rombongan pendaki yaitu saat di Pos 1 dan di Pos 2 namun sampai malam ternyata tidak ada yang lewat lagi, mungkin mereka juga akhirnya memutuskan untuk istirahat dan berkemah.

Setelah masuk tenda dan membereskan barang bawaan, rencananya kami akan membuat minuman hangat untuk mengurangi hawa dingin. Namun tanpa disangka, ternyata kompor yang kami bawa tidak mau menyala. Terpaksa kami harus membongkar kompor supaya nyala. Nasib beruntung masih menghampiri, saya membawa minyak goreng. Sembari memperbaiki kompor, untuk menghangat diri, kami menyalakan api atau lebih tepatnya membuat penerangan menggunakan minyak goreng tersebut. Akhirnya dengan usaha yang lumayan dan dengan kondisi yang kelelahan dan kedinginan, kompor kami dapat menyala kembali.


Istirahat bergantian

Setelah itu kami memasak makanan untuk menggantikan energi yang terkuras saat perjalanan dan dilanjutkan istirahat sampai pagi. Setelah bangun pagi ada beberapa pendaki lewat dan mereka merupakan rombongan yang kemarin sempat bertemu kami saat perjalanan. Aktivitas selanjutnya yang wajib pendaki lakukan adalah menikmati sunrise dari depan tenda, walaupun agak terhalang pepohonan namun sunrise yang indah masih bisa dinikmati.


Sunrise Keesokan hari

Pos 4

Setelah agak terang kami sarapan,bersiap-siap merapikan perlengkapan dan lanjut untuk turun gunung. Kami turun sekitar pukul 09.40,melalui jalur yang kami lalui saat naik dan beruntung hari itu cerah sehingga pergerakan lebih mudah walaupun jalan masih agak licin sisa hujan kemarin. Perjalanan kali ini sangat santai dan kami sering istirahat,padahal biasanya kalau turun itu bisa lebih cepat. Saat turun kami juga bertemu kembali dengan dua rombongan pendaki yang sebelumnya bertemu saat naik.Perjalanan turun kami hampir sama lamanya dengan saat naik sekitar 4 jam lebih.


Terowongan bekas pohon tumbang


Setelah sampai di basecamp, kami bergegas melaporkan diri bahwa sudah rombongan sudah turun. Hal ini wajib dilakukan oleh para pendaki saat akan naik dan saat sudah sampai kembali di basecamp. Hujan kembali turun setelah kami selesai membersihkan diri dan istirahat. Hujan cukup deras dan membuat perjalanan kami ke terminal tertunda.Sembari menunggu hujan reda akhirnya kami memesan tempe mendoan,makanan khas di tempat ini.


Mendoan

Setelah hujan reda, saya mengantarkan teman ke stasiun karena dia harus kembali ke Jogja. Sementara saya balik lagi ke Gunung Malang karena masih ada kegiatan esok hari disana.

Pembelajaran dari perjalanan ini adalah pastikan persiapan yang kita lakukan sudah maksimal untuk meminimalisir risiko yang akan muncul. Pastikan sudah berolah raga sebelum melakukan pendakian untuk membentuk kebugaran tubuh agar tidak mudah lelah dan cepat dalam pemulihan. Pastikan keselamatan kalian lebih utama dan jangan memaksakan apabila sudah tidak kuat berjalan. Karena sebuah pendakian intinya bukan harus sampai puncak tapi kita harus bisa pulang dengan selamat. Sampai jumpa di cerita lainnya.





ARTIKEL TERKAIT

0 COMMENTS

LEAVE A COMMENT