Sore itu(11/06) aku bergegas menuju Semarang. setelah jam pulang kantor, segera ku kayuh sepeda menuju stasiun Rangkasbitung. sebelum sampai di stasiun aku menyempatkan mampir ke klinik untuk melakukan rapid antigen. Keberuntungan sedang tidak memihak disebabkan kurangnya informasi ternyata hari Jumat klinik tutup. Kutengok jam di handphone sudah menunjukkan setengah lima kurang, kuputuskan untuk bergegas ke stasiun. Dengan sedikit kecemasan tentang nasib rapid antigen Aku mulai mencari informasi. sesampainya di stasiun sepeda mulai kulipat supaya bisa dibawa masuk ke kereta hingga terdengar pengumuman jika KRL arah tanah Abang sudah jalan. Akhirnya harus menunggu pemberangkatan selanjutnya. Sembari menunggu kereta berikutnya informasi rapid antigen mulai aku dapatkan dari teman yang di Jakarta dan cs KAI. Kereta mulai berjalan meninggalkan Rangkasbitung menuju Jakarta tepat pukul 17:00.
Dengan harap-harap cemas apakah bisa sampai di gambir sebelum pukul 19:30 supaya bisa tes di stasiun. Keberuntungan mulai memihak, kereta sampai di tanah Abang sebelum pukul 19:00. aku masih memiliki waktu 30 menit lebih untuk sampai di stasiun Gambir. setelah bergegas keluar dari area stasiun mulai aku buka kembali lipatan sepeda dan mulai mengayuh secepat yang aku bisa. Sempat terhambat lampu merah satu kali dan sisanya lampu hijau yang memperlancar perjalanan. Saking semangatnya mengayuh sepeda, tak terasa badan mulai panas dan keringat mulai membasahi badan. Perjalanan dari tanah abang menuju gambir hanya memakan waktu sekitar 15 menit.
Sepeda aku parkir di dekat polisi yang sedang berjaga di area parkir. Setelah mendapatkan nomor antrean aku menunggu giliran dipanggil. Tak terlalu lama menunggu tiba giliranku untuk di tes. Setelah menunggu sekitar 15 menit hasil keluar dan alhamdulillah negatif. Perasaan tenang menghampiri, aku melangkahkan kaki menuju tempat sepeda dan menuju mushala. Melaksanakan shalat isya sekaligus menjamak shalat maghrib karena saat waktu maghrib masih di kereta. Selepas shalat aku duduk-duduk di teras sambil membuka hp untuk membalas pesan yang masuk. Setelah merasa cukup aku melangkahkan kaki menuju taman di samping tempat parkir yang terdapat tulisan "GAMBIR" dengan latar belakang Monas yang disinari lampu warna warni.
Jam menunjukan pukul 20.00 WIB aku segera menuju pintu keberangkatan. Setengah jam lagi keretaku akan berangkat menuju Surabaya. Aku merapikan kembali sepeda kemudian melakukan pemeriksaan tiket. Menaiki eskalator menuju peron yang berada di lantai 3 kemudian masuk dan menuju tempat duduk yang berada di pojok gerbong. Di setiap gerbong eksekutif setiap ujung gerbong terdapat tempat duduk yang hanya terdiri dari satu kursi, berbeda dengan tempat duduk lain yang berisi dua kursi. Aku sengaja memilih tempat duduk di pojok dan menjadi salah satu tempat duduk favoritku. Selain dekat dengan pintu, tempat ini juga bisa untuk menyimpan sepeda yang aku bawa karena lebih longgar.
Kereta mulai melaju, aku masih sibuk bermain hp sekedar membalas pesan atau membuka medsos. Malam mulai larut, aku mencoba memejamkan mata untuk beristirahat. Tidur dalam perjalanan tidak begitu nyenyak apalagi aku harus turun bukan di tempat pemberhentian kereta yang terakhir. Rasa cemas hadir karena khawatir terlewat dan tidak bisa turun di stasiun tujuan. Setiap jangka waktu tertentu aku terbangun untuk mengecek jam dan memastikan kereta belum sampai di semarang. Walaupun sudah memasang alarm supaya berbunyi sebelum jadwal tiba di semarang. Setelah alarm berbunyi aku bersiap untuk turun dan menunggu pengumuman bahwa kereta telah sampai di stasiun tawang. Tak berselang lama pengumuman dari pengeras suara di kereta berbunyi dan akhirnya aku tiba di Semarang.