Keraton Surosowan

Dalam catatan sejarah, Kesultanan Banten merupakan salah satu kerajaan Islam yang ada di Indonesia. Kesultanan Banten terbentuk setelah kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak melakukan perluasan wilayah ke arah pesisir barat pulau Jawa. Sebelum ditaklukan Banten juga memiliki kerajaan dengan pusat yang berada di Banten girang. Setelah berhasil ditaklukan pusat pemerintahan dipindahkan ke daerah pesisir. Setelah pusat pemerintahan dipindahkan maka diperlukan sebuah pusat kota dan didirikanlah sebuah istana berbentuk benteng. Istana ini dinamakan dengan Keraton surosowan.



Keraton ini mulai dibangun pada tahun 1522 hingga tahun 1526. Saat sunan gunung jati beserta rombongan dari kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak kembali ke wilayah mereka, pengurusan wilayah Banten diserahkan kepada Maulana Hasanuddin. Dengan demikian Sultan Maulana Hasanuddin secara resmi menjadi penguasa kesultanan Banten pada saat itu. Seiring dengan pergantian kekuasaan gejolak pun mulai muncul pada kesultanan Banten. Pada tahun 1808 saat gubernur jenderal William Daendels berkuasa di Hindia Belanda, dia memerintahkan untuk pemindahan ibukota Banten ke Anyer. Sultan yang berkuasa saat itu menolak perintah untuk memindahkan ibukota. Sehingga gubernur gubernur jenderal pun memerintahkan untuk melakukan penyerangan kepada kesultanan Banten. Akibatnya Sultan beserta keluarga kerajaan disekap dan dipenjarakan. Keraton surosowan yang kokoh pun telah dihancurkan oleh pasukan musuh.




Lokasi Keraton surosowan saat ini lebih terkenal dengan kawasan Banten Lama. Di sana kita bisa melihat sisa-sisa dari keraton surosowan yang menyisakan tembok dan beberapa pondasi bangunan saja. Awalnya Keraton ini berbentuk seperti benteng yang memiliki dinding pembatas setinggi 2 m. Untuk akses masuk ke dalam Keraton ini, awalnya terdapat tiga buah pintu. Pintu ini berada di sisi Utara Selatan dan Sisi Timur namun saat ini pintu di sisi Selatan sudah ditutup tembok. Sementara untuk dua pintunya lagi masih ada tetapi untuk yang masih berbentuk utuh adalah pintu bagian timur. Di dalam Keraton terdapat sisa puing-puing beberapa ruangan salah satunya adalah kolam-kolam yang hingga saat ini masih terisi air.



Kawasan Banten lama sangat populer terutama bagi para wisatawan yang ingin berwisata religi dengan berziarah ke masjid Banten Lama. Untuk menuju ke Keraton surosowan bisa diakses menggunakan transportasi umum. Kali ini yang akan saya informasikan adalah menggunakan kereta api. Kita bisa menggunakan kereta api lokal merak dari stasiun Rangkasbitung ataupun dari stasiun merak. Untuk menuju kawasan ini kita bisa turun di stasiun Karangantu dan berjalan sekitar 500 meter untuk sampai di kawasan Banten Lama. Jika kita membawa sepeda lipat kita bisa membawanya ke dalam kereta dan bisa menikmati bersepeda di sekitar Keraton surosowan. 



Area sekitar Keraton surosowan sudah dibangun tempat duduk untuk kita menikmati suasana di sana. Selain itu terdapat juga jalan yang mengelilingi Keraton surosowan. Area di sekitar sana sangat terbuka sehingga saat siang hari akan terasa begitu panas. Pastikan jika anda akan berkunjung ke sana pilihlah waktu yang tepat sehingga bisa menikmati dengan nyaman. Anda bisa berkunjung ke sini pada pagi hari ataupun sore hari. Di sekitar Keraton surosowan juga terdapat beberapa tempat wisata bersejarah lainnya. Untuk menuju ke sana akan lebih sehat dan lebih hemat jika kita berjalan kaki ataupun bersepeda.

Selamat menapaki sejarah kesultanan Banten.....

ARTIKEL TERKAIT

0 COMMENTS

LEAVE A COMMENT