Berbicara mengenai hidup berdampingan dengan alam, kita harus mengingat masyarakat baduy. Masyarakat yang sangat menjaga kelestarian alam itu sudah banyak buktinya. Mulai dari tidak menggunakan bahan kimia untuk keperluan sehari-hari hingga untuk bercocok tanam. Selain itu dari segi pembangunannya pun sangat memperhatikan kelestarian alam. Salah satu bukti yang terlihat nyata yaitu dari konstruksi jembatan. Salah satu jembatan di wilayah itu menggunakan akar pohon untuk menghubungkan dua tepi sungai.
Jembatan ini bisa kita temui di dekat kampung batara, desa kanekes, kecamatan leuwidamar, kabupaten lebak. Jembatan ini biasanya dikunjungi wisatawan yang berkunjung ke wilayah baduy. Tempat ini juga menjadi salah satu ikon yang wajib dikunjungi saat ke baduy. Rasanya belum lengkap saat berkunjung ke baduy tetapi tidak berkunjung ke jembatan ini. Jembatan ini dibangun dalam waktu yang lama karena harus menyatukan dua sisi sungai dari pohon disekitar.
Untuk menuju ke jembatan ini bisa melalui dua tempat, bisa melalui terminal ciboleger atau melalui desa nayagati. Pada umumnya wisatawan akan menuju jembatan ini dari terminal ciboleger atau saat pulang dari baduy dalam. Namun saat itu saya ke sana melalui desa nayagati, yaitu desa sebelum terminal ciboleger. Untuk menuju ke desa ini kita harus memakai kendaraan pribadi dan dilanjutkan berjalan kaki melewati beberapa kampung baduy luar.
Untuk jalur satunya kita bisa menggunakan transportasi umum sampai di terminal ciboleger. Angkutan berupa mobil elf dari terminal rangkasbitung dengan tujuan langsung ke terminal ciboleger. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki dari terminal melewati beberapa kampung baduy luar untuk sampai di jembatan. Jadi apakah anda tertarik untuk berkunjung kesana ?