Adakah yang pernah memperhatikan secara seksama peta pulau jawa ? Kalau kita melihat sepintas pasti tak akan menemukan sesuatu yang spesial. Cobalah untuk memperhatikan secara seksama bentuk dari pulau jawa. Apabila belum terlihat, maka coba untuk memperbesar ukurannya dan lihat dari satu sisi ke sisi yang lain. Saat kita sampai pada sisi bagian barat dari pulau jawa maka akan akan terlihat bentuk yang mirip dengan sebuah kepala binatang.Ya kita akan menemukan bentuk kepala badak lengkap dengan cula. Karena yang membuatnya serupa adalah bagian cula dan badak merupakan hewan endemik yang berada disana. Kalau tidak salah di salah satu mata pelajaran IPA ada materi tentang pembagian hutan berdasarkan pemanfaatannya. Salah satu bentuknya adalah taman nasional. Nah, Ujung kulon merupakan salah satu taman nasional yang ada di pulau jawa atau lebih dikenal dengan Taman Nasional Ujung Kulon(TNUK). Mungkin penamaan ujung kulon ini karena lokasinya yang berapa di ujung barat pulau jawa, lebih tepatnya di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Belum pernah terbayangkan sebelumnya dan belum ada di daftar mimpiku untuk berkunjung ke tempat ini. Bahkan untuk berkunjung ke wilayah Banten pun tidak pernah terbayang. Tapi ternyata takdir membawaku sampai di TNUK. Saat itu aku sedang mendapatkan tugas bersama beberapa orang untuk melaksanakan kegiatan di salah satu wilayah yang berdekatan dengan TNUK.Kami menempuh perjalanan menggunakan mobil, berangkat dari rangkasbitung dan membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam perjalanan untuk sampai di tujuan. Kondisi jalan yang dilewati sebagian masih berupa batu bercampur kerikil. Saat itu masih berlangsung pembangunan jalan namun baru sampai di daerah tertentu, belum keseluruhan hingga ke wilayah pemukiman terakhir. Kondisi lalu lintas masih tergolong sepi karena belum genap satu tahun setelah kejadian tsunami selat sunda. Kondisi ekonomi dan pemukiman di sekitar masih belum pulih total. Saat sudah mendekati lokasi tujuan, kami disuguhi pemandangan matahari terbenam dari pinggir jalan. Jalan disekitar memang berada tepat disebelah pantai sehingga matahari terbenam bisa terlihat jelas. Rasa capek dan letih setelah melewati perjalanan panjang yang dipenuhi debu karena sedang musim kemarau pun terbayar tuntas.

Setelah sampai di lokasi, kami menuju ke penginapan sekitar. Kami segera istirahat dan mulai membersihkan badan sebelum hari gelap. Saat maghrib tiba hari semakin gelap didukung dengan listrik yang sedang padam. Menurut pemilik penginapan memang beberapa hari itu sedang sering mati listrik dari siang hingga malam. Menikmati secangkir kopi sembari istirahat di tengah gelap malam dengan perbincangan yang hangat. Perbincangan semakin seru karena tidak ada yang bermain HP berhubung sinyal seluler juga hilang karena mati listrik yang lumayan lama. Setelah agak malam terlihat bahagia raut muka semua orang karena sudah akhirnya listrik sudah nyala kembali. Kemudian dilanjutkan dengan briefing untuk pelaksanaan kegiatan esok hari. Semua menyimak dengan seksama dan mencatat tugas yang harus dilaksanakan esok hari. Kegiatan briefing selesai dan dilanjutkan kegiatan bebas. Beberapa orang masih melanjutkan diskusi sementara yang lain menuju tempat tidur untuk istirahat setelah menempuh perjalanan panjang siang itu.
Kegiatan dlaksanakan selama beberapa hari dan berlangsung dari pagi hingga sore. Saat sore hari biasanya dimanfaatkan untuk istirahat sembari menikmati angin sore yang berhembus dari laut. Di sore ketiga, kami diajak untuk berkunjung ke TNUJ. Kami menggunakan mobil unutk sampai di pintu masuk dan ternyata jarak dari tempat kami menginap masih lumayan jauh. Setelah mengurus ijin di pintu gerbang kawasan, kami melanjutkan perjalanan masuk menuju pos terakhir yan gbisa dikunjungi dan jaraknya juga lumayan jauh. Setelah sampai di tempat terakhir yang ditandai dengan adanya pos jaga dan ada pagar kawat di sekitar. Pagar kawat ini dialiri listrik dan digunakan sebagai pembatas agar hewan tidak keluar dari kawasan hutan. Hewan yang dimaksud salah satunya adalah badak jawa. Hewan ini merupakan salah satu endemik dari TNUK dan masuk kategori hewan dilindungi karena sudah terancam punah. Entah secara kebetulan atau bagaimana, bentuk dari wilayah TNUK yang seperti badak ini mungkin karena tempat hidup dari badak jawa hingga badak juga dijadikan sebagai ikon TNUK dan Kabupaten Pandeglang.

Waktu sore hari dipilih untuk berkunjung selain karena sudah istirahat juga supaya kami bisa melihat matahari tenggelam dari muara sungai TNUK. Setelah matahari terbenam kami kembali menuju ke penginapan. Sepanjang perjalanan dari titik terakhir hanya ada lampu dari mobil yang kami tumpangi. Cahaya mulai nampak saat kami mulai keluar dari kawasan dan terdapat pemukiman. Kondisi jalannya sama dengan jalanan dari arah tanjung lesung menuju ke penginapan, masih berpa batu dan kerikil. Kendaraan yang lewat pun bbisa dihitung jari, kami hanya berpapasan dengan beberapa mobil pick up yang sepertinya perjalanan pulang menuju desa terakhir. Sesampainya di penginapan, masing-masing membersihkan badan dan dilanjutkan makan malam dilanjutkan briefing. Rutinitas ini dilakukan setiap malam sebagai persiapan kegiatan esok hari. Setelah selesai, semua istirahat untuk memulihkan tenaga karena masih ada beberapa hari lagi yang harus dilalui.
Kegiatan hari terakhir jatuh di hari jumat, sehingga kami berjumpa dengan weekend. Selagi masih di Sumur kami memutuskan untuk menyegarkan pikiran dan memilih menuju ke pulau peucang. Salah satu wikayah TNUK yang bisa kita kunjungi setelah menyeberang menggunakan kapal. TNUK snediri memiliki kawasan yang terdiri dari daratan dan perairan. Pulau peucang merupakan salah satu wilayah daratannya dan laut di sekitar pulau masih masuk ke wilayah perairan TNUK. Kami menginap satu malam di sana kemudian balik ke sumur menggunakan kapal lagi. Kapal yang kami gunakan merupakan kapal ikan yang disewa dari nelayan sekitar. Nanti akan aku ceritakan tentang keseruan menuju pulau peucang di tulisanku yang lain.
#menyusurisudutnegeri #28haribercerita #tnuk #ujungkulon